VISI dan MISI SMP CHARITAS

 VISI MISI


SMP CHARITAS








“Komunitas Pendidikan yang transformatif, cinta kasih dan bersaudara"


1. Mewujudkan komunitas pendidikan yang

transformatif dengan cerdas, inovatif, proaktif,

dan peduli lingkungan.

2. Membangun komunitas pendidikan yang

berbudaya cinta kasih dengan sikap gembira,

sederhana, sukacita, doa, dan korban.

3. Mengembangkan komunitas pendidikan yang

bersaudara dengan sikap inklusif ( lawan kata

individual) , plural, integritas(jujur & karakter

kuat), dan sinergi(mitra).


Sasaran ;

1. Setiap anggota komunitas pendidikan cerdas,

inovatif, proaktif, dan peduli lingkungan

2. Setiap anggota Komunitas pendidikan gembira,

sederhana, sukacita, pendoa dan berkorban

3. Setiap anggota komunitas pendidikan inklusif,

plural, integritas, dan seinergi


-Pembelajar Sepanjang Hidup yang mandiri yang diperlihatkan

dengan kempuan mencari serta memproses informasi untuk

kepentingan masa kini dan yang akan datang.


-Siswa yang tidak hanya akan dilatih menjadi pribadi yang

mandiri,namun juga harus mampu berkomunikasi dengan

orang lain, secara aktif,efektif dan santun dalam bahasa

Indonesia maupun bahasa Internasional (bahasa inggris ataupun

bahasa Mandarin) baik sebagai anggota kelompok atau

pemimpin kelompok.


-Siswa yang mampu berpikir kritis dan kreatif,memiliki pribadi

yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan,mampu

menentukan standar dan strategi yang tepat menyelesaikan

tugas secara konsisten dan mampu mempertanggungjawabkan.


-Siswa yang berjiwa seorang entrepreneur dan mampu bersaing

di era globalisasi yang sarat dengan kompetensi ICT

(information,Communication & Technology) sehingga

mempunyai ketrampilan menggunakan sarana ICT untuk

mendukung studi lebih lanjut.













Unesco mencanangkan 4 pilar pendidikan untuk menuju masyarakat masa depan yaitu :

 1. Learning to know, seseorang harus belajar untuk memperoleh dan menguasai pengetahuan serta beebagai alat dan cara untuk mengembangakan pengetahuan dan pemahaman untuk mampu belajar seumur hidup.

2. Learning to do, mengembangkan kompetensi dan kemampuan adaptif untuk menerapakn pengetahuan dengan kreatif terhadap lingkungan.

3. Learning to be, mempunyai kepekaan dan pemahaman yang terus bertumbuh untuk menemukan potensi kreatif sebagai pribadi yang utuh.

4. Learning to live together, memahami dan menghargai orang lain, menyadari adanya ketergantungan, hak dan tanggung jawab, serta aktif berpartisipasi dan berkontribusi dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat.








Selain itu, dalam metode STEAM, guru bertindak sebagai fasilitator, dan siswa adalah pusat/sentral dari proses pembelajaran, baik di dalam atau di luar kelas.


-Strategi yang dilakukan guru dapat dilakukan dengan berbagai

cara, misalnya ketika melaksanakan pembelajaran online, guru

dapat memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan doa,

menanyakan kabar, menanyakan kebiasaan baik yang sudah

dilakukan, dan hal lain yang memungkinkan dilakukan termasuk

disiplin atau tepat waktu ketika pertemuan online, mengerjakan

tugas dan mengumpulkan tugas tepat waktu sesuai petunjuk.


-Sementara untuk yang offline, masih ada kesempatan untuk

pendidikan karakter, misalnya dengan meminta siswa

mengumpulkan tugas tepat waktu, siswa melaporkan kebaikan

apa yang dilakukan sehari-hari (dengan membuat catatan

kebaikan, misalnya membantu orang tua membersihkan rumah,

membereskan tempat tidur, merapikan barang, dan lain

sebagainya). Penanaman sikap disiplin, tanggung jawab dan jujur

tetap bisa dilakukan. Pintar-pintarlah guru mencari strategi yang

tepat sesuai kondisi anak didiknya masing-masing.


-Dan yang terpenting lagi adalah kerjasama guru dengan orang tua,

baik itu melalui FORSIS, maupun langsung dengan orang tua siswa,

bila ada program atau masalah yang dhadapi oleh peserta didik.


Pada kurikulum 2013 peserta didik diharapkan mempunyai ketrampilan abad 21 yang diistilahkan 4C yaitu Communication, collaboration, Critical Thinking and Problem Solving dan Creativity and Innovation). Penguasaan ketrampilan 4C ini sangat penting khususnya di abad 21, abad dimana dunia berkembang dengan cepat dan dinamis. Untuk mewujudkan ketrampilan 4C itu diantaranya yaitu dengan adanya Integrasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) dalam pembelajaran terutama 5 karakter yaitu religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tidak hanya sekedar membaca dan menulis melainkan mencakup ketrampilan berpikir menggunakan berbagai sumber baik cetak, visual, digital dan auditori. Juga dalam pembelajaran menerapkan Higher Order of Thinking Skill (HOTS) yaitu dalam pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitf yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga diharapkan peserta didik dapat bersaing dalam kancah dunia.

Comments

Popular Posts